Sukses

Megawati: Pancasila Menjadi Jawaban Atas Struktur Dunia Yang Tidak Adil

Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Megawati Soekarnoputri mengatakan, bahwa Pancasila telah terbukti menjadi falsafah, pemersatu bangsa, dan menjadi jiwa bangsa.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Megawati Soekarnoputri mengatakan, bahwa Pancasila telah terbukti menjadi falsafah, pemersatu bangsa, dan menjadi jiwa bangsa.

Dia meyakini bahwa Pancasila telah menjadi jawaban atas struktur dunia saat ini yang cenderung tidak adil.

Hal itu disampaikan Megawati melalui amanatnya yang dibacakan Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto, dalam upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Lapangan Pancasila, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (1/6/2024). 

"Pancasila terbukti menjadi falsafah, pemersatu bangsa, dan menjadi jiwa bangsa. Pancasila juga menjadi jawaban atas struktur dunia yang tidak adil," kata Megawati seperti dibacakan Hasto, dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (1/6/2024).

Dia juga menyampaikan, melalui Pancasila, Presiden Pertama RI Soekarno atau memperjuangkan suatu tatanan dunia baru yang bebas dari imperialisme dan kolonialisme. 

Sebab apa yang terjadi dengan feodalisme, liberalisme, kapitalisme, hingga komunisme, semua memiliki sejarah penjajahan.

"Sesuatu hal yang ditentang oleh Bung Karno selama hidupnya. Pancasila dalam visi geopolitik ini sangat penting. Dengannya, Indonesia bertekad menjadi taman sari dunia," jelasnya.

Megawati pun menceritakan soal amanat sebagai juri Zayed Award Human Fraternity, sebuah lembaga kemanusiaan dan perdamaian antar umat manusia sedunia yang didirikan Grand Syekh Al Azhar Mesir Prof Ahmed Thayeb dan Sri Paus Fransiscus, dua orang tokoh dunia Islam dan Katolik.

Ketua Umum DPP PDI Perjuangan ini pun menyakini bahwa kepercayaan kepada kedua tokoh agama dunia tersebut seakan merekonstruksi sejarah dialog Bung Karno dengan Tokoh Katolik Pater Yohanes Bouma dan Pater Gerardus Huijtink dari Serikat Sabda Allah, dengan KH Ahmad Hasan seorang Tokoh Persis dari Bandung saat Bung Karno diasingkan di Kota Ende ini.

 

2 dari 3 halaman

Ganjar dan Mahfud Hadir

 

Dalam upacara itu, Pasangan Capres dan Cawapres pada Pilpres 2024, Ganjar Pranowo dan Mahfud Md terlihat hadir di lokasi.

Lalu, hadir pula Ketua DPP PDIP bidang Kehormatan Komarudin Watubun dan Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP Andreas Pareira, serta jajaran PDIP lainnya.

Penjabat (Pj) Gubernur NTT Ayodhya G.L Kalake memimpin upacara peringatan Hari Lahir Pancasila sebagai Inspektur Upacara.

Sedangkan, Komandan Upacara dipimpin oleh Kompol Ahmad yang juga Wakapolres Ende. Pembaca naskah Pancasila adalah Ketua DPRD NTT Emelia Julia Nomleni.

3 dari 3 halaman

Megawati Banyak Melempar Senyum

Presiden kelima RI sekaligus Ketua Badan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri banyak melemparkan senyum ketika berada di Rumah Pengasingan Bung Karno, Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (31/5/2024).

Diketahui, rumah itu menjadi tempat Proklamator RI Soekarno atau Bung Karno diasingkan pemerintah kolonial Belanda dari 14 Januari 1934 sampai 18 Oktober 1938.

Megawati mengawali kedatangan di lokasi dengan mengatupkan tangan, lalu menundukkan kepala kepada juru pelihara Rumah Pengasingan Bung Karno, Syafrudin. Sambil melempar senyum, Megawati memenuhi permintaan Syafrudin untuk mengisi buku tamu.

Selanjutnya, beberapa senyum mulai terlihat saat Megawati melihat area rumah pengasingan. Misalnya, Wapres kedelapan RI itu sedang melihat barang peninggalan Bung Karno yang dipamerkan di area depan lokasi.

Megawati bahkan kembali tertawa sembari menunjukkan salinan cerita anak angkat Bung Karno, Ratna Juwami. Dalam momen lain, Megawati mengarahkan telunjuk ke sebuah artikel berita bejudul ‘Kami Sama-Sama Keras dan Manja’.

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto terlihat berada di dekat Megawati ketika ibunda Ketua DPP PDI Perjuangan Prananda Prabowo dan Puan Maharani itu memperlihatkan artikel. Megawati sesekali bercerita sembari menunjuk artikel, lalu melemparkan senyumnya.

Senyuman lain juga terlihat ketika Megawati duduk di kasur sembari memegang guling yang berada di ruangan yang disebut Kamar Bung Karno.

Tidak cukup di situ, Megawati juga terlihat melemparkan senyum sebelum beranjak pergi dari area Rumah Pengasingan Bung Karno. Puluhan anak-anak terlihat berebut bersalaman dengan Megawati yang diladeni Ketua Umum PDI Perjuangan itu dengan sabar.

Video Terkini